E18 Dava Fernando

 

Ringkasan Wawancara tentang Pandangan terhadap Identitas Nasional



Ringkasan Wawancara tentang Pandangan terhadap Identitas Nasional

Pendahuluan

Wawancara ini dilakukan dengan Bapak Ilus Fahrudin (38 tahun), seorang pengusaha sekaligus orang tua saya. Beliau dipilih sebagai narasumber karena selain aktif di dunia usaha, beliau juga berperan penting sebagai orang tua dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada anak-anaknya. Pengalaman beliau dalam menghadapi tantangan dunia bisnis serta tanggung jawab sebagai kepala keluarga memberikan sudut pandang yang menarik mengenai makna identitas nasional dalam kehidupan sehari-hari.

Isi

Menurut Bapak Ilus Fahrudin, identitas nasional adalah ciri khas dan jati diri bangsa Indonesia yang mencakup bahasa, budaya, Pancasila, dan simbol negara. Identitas ini, menurut beliau, bukan hanya sekadar simbol formal, tetapi merupakan pedoman hidup yang memberi arah bagi masyarakat Indonesia dalam bersikap dan bertindak. Beliau menekankan bahwa identitas nasional adalah pondasi yang membuat Indonesia tetap berdiri kokoh sebagai bangsa yang berdaulat di tengah arus globalisasi.

Dalam kehidupan sehari-hari, identitas nasional tercermin melalui penggunaan bahasa Indonesia, sikap gotong royong, rasa hormat terhadap perbedaan, serta kebiasaan menjaga tradisi keluarga dan budaya lokal. Beliau mencontohkan bahwa dalam menjalankan usaha, nilai kejujuran, integritas, dan kerja keras yang bersumber dari Pancasila sangat penting untuk menjaga kepercayaan konsumen maupun mitra bisnis. Selain itu, sebagai orang tua, beliau berusaha menanamkan rasa cinta tanah air kepada anak-anaknya melalui kebiasaan sederhana, seperti menghormati bendera merah putih, mengenal lagu-lagu nasional, dan menghargai budaya daerah.

Terkait tantangan, Bapak Ilus menyoroti pengaruh media sosial, masuknya budaya asing, serta gaya hidup instan generasi muda yang dapat melemahkan identitas nasional. Beliau khawatir jika generasi muda lebih tertarik meniru budaya luar tanpa menyaring nilai-nilainya, maka identitas bangsa Indonesia bisa terkikis secara perlahan. Oleh karena itu, menurutnya, keluarga harus menjadi benteng pertama dalam memperkuat jati diri bangsa.

Beliau juga menegaskan bahwa generasi muda memegang peran sangat penting dalam memperkuat identitas nasional. Generasi muda harus bangga dengan bahasa, budaya, dan nilai-nilai Indonesia, serta mampu membawa identitas itu ke level internasional. Caranya bisa melalui prestasi, kreativitas, maupun inovasi yang tetap berakar pada nilai kebangsaan. Ia menambahkan bahwa adaptif terhadap perubahan global itu penting, tetapi harus selalu diimbangi dengan menjaga integritas sebagai bangsa Indonesia.

Penutup

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa identitas nasional merupakan jati diri bangsa yang harus dijaga dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga, dunia usaha, maupun masyarakat luas. Narasumber menekankan pentingnya menanamkan nilai kebangsaan sejak dini, karena tantangan globalisasi dapat dengan mudah mengikis identitas jika tidak dihadapi dengan kesadaran bersama.

Sebagai refleksi pribadi, wawancara ini membuat saya semakin sadar bahwa menjaga identitas nasional bukan hanya tugas pemerintah atau lembaga pendidikan, tetapi juga tanggung jawab setiap individu, termasuk dalam keluarga. Saya menyadari bahwa sebagai mahasiswa sekaligus bagian dari generasi muda, peran saya adalah menjadi pribadi yang toleran, berintegritas, serta bangga membawa identitas nasional ke ranah global.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

E18 Dava Fernando

E18 Dava Fernando

E18 Dava Fernando